Saat ini sistem pemerintahan demokrasi banyak dipakai oleh negara - negara di dunia, mengapa demikian?, pada artikel kali ini saya akan membahas tentang hal tersebut beserta pengertian demokrasi menurut para ahli. So let's read it
ALASAN MENGAPA SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRASI BANYAK DIPAKAI DI BANYAK NEGARA
1.
Pengertian Demokrasi
Secara
etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos
yang artinya rakyat, dan kratos (kratein) yang berarti pemerintahan.
Dengan demikian, secara sederhana
demokrasi dapat diartikan pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, atau dapat
juga diartikan sebagai kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Pengertian demokrasi berdasarkan istilahnya
dapat dilihat dari pendapat yang dikemukan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Giddens demokrasi
pada dasarnya mengandung makna suatu system politik dimana rakyat memegang
kekuasaan tertinggi bukan raja atau kaum bangsawan. (giddens,1994,hlm: 330)
b.
Demokrasi dapat mengembalikan legitimasi untuk tertib social yang ada dan dapat
menyediakan system pengambilan kepeutusan yang teratur dan terbuka yang dapat menghasilkan lingkungan yang lebih baik untuk menjalankan usaha.
(Sorensen,2003,hlm: 50)
2. Alasan mengapa banyak negara
memakai sistem pemerintahan demokrasi
Sebagian besar negara-negara di dunia menamakan dirinya
negara demokrasi. Bahkan negara yang tidak menjalankan prinsip-prinsip
demokrasi pun tidak mau apabila negaranya disebut sebagai negara yang tidak
demokratis. Hal ini membuktikan bahwa paham demokrasi sudah menjadi paham yang
dianut oleh negara-negara di dunia. Kehidupan yang demokratis seakan-akan
menjadi sosok idola dalam masyarakat. Demokrasi menjadi idola dan dianut oleh
banyak negara karena didalamnya terdapat banyak sisi baik (positive),
diantaranya:
1.
Hukum Publik yang demokratis
Biasanya diterima bahwa demokrasi memerlukan potensi-potensi
substantive tertentu dalam bentuk hak-hak sipil dan politik yang pokok. Dengan
hak-hak sipil dan politik ini dimaksudkan secara khas semua hak-dari kebebasan
berbica, kebebasan pers dan kebebasan berkumpul sampai hak untuk memberikan
suara dalam suatu pemilihan yang bebas dan jujur serta membentuk partai-partai
politik oposisi yang diperlukan agar warganegara bisa memerintah diri mereka
sendiri. Hak-hak tersebut merupakan paket hak-hak yang berasal dari hak untuk
pemerintahan yang demokratis. Tanpa hak untuk berbicara secara bebas,
mengkritik yang lain, memobilisasi oposisi dan berpartisipasi dalam proses
politik dimana pemberian suara
disediakan secara sama dikalangan warganegara, maka tidak mungkin ada proses
politik yang demokratis. (Held, 2004, hlm. 238)
2.
Demokrasi dapat melindungi kebebasan individual
Kebebasan merupakan sifat dasar
untuk perkembangan personalitas umum. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
menjamin kebebasan individual. Didalam Negara demokrasi kebebasan berpikir,
berasosiasi dan kebebasan pers terjamin. Demokrasi menjamin setiap keinginan
seseorang didalam komunitas, bahkan akan menjadi pertimbangan. Begitu pula
dengan keputusan atau ketetapan pemerintah tidak luput dari sokongan bersama
3.
Demokrasi dapat membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
Golongangolongan minoritas, yang
sedikit banyak akan terkena paksaan, akan lebih menerima bila diberi kesempatan
untuk turut serta dalam diskusi-diskusi yang terbuka dan kreatif. Mereka dapat
lebih terdorong untuk memberikan dukungan sekalipun bersyarat.
4.
Demokrasi menjamin persamaan hak
Demokrasi memperjuangkan persamaan
hak. Demokrasi mendalilkan pertimbangan persamaan hak untuk setiap individu dan
golongan masyarakat. Ia juga memberikan persamaan hak atas segala jenis, dimana
terlepas dari kasta, keyakinan, ras, agama, sek dan lain lain. Demokrasi tidak
mengakui hak istimewa khusus. Negara demokrasi rakyat miskin dan konglomerat
memiliki persamaan hak dalam mengusulkan pendapat mereka. Didalam Negara
demokrasi semua sama didepan mata hukum, dan semuanya memiliki persamaan hak
didalam berpolitik. didalam
5.
Demokrasi mampu menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
Dalam setiap masyarakat terdapat
perselisihan pendapat serta kepentingan dianggap wajar untuk diperjuangkan
dalam alam demokrasi. Perselisihan-persilihan itu harus dapat diselesaikan
melalui perundingan serta dialog yang terbuka dalam usaha untuk mencapai
kompromi, konsensus atau mufakat.
6.
Demokrasi Menciptakan ketepatgunaan yang baik
Beberapa penulis menegaskan bahwa
demokrasi lebih efisien daripada bentuk pemerintahan lainnya. Bisa dikatakan
seperti pemilihan, pengontrolan, tanggung jawab yang besar, dimana memungkinkan
untuk menjamin ketepatgunaan yang lebih efisien daripada bentuk pemerintahan
lainnya. Jika didalam demokrasi ditemukan ketidaktepat gunaan pemerintah, maka
hal ini bisa dibersihkan oleh rakyat. Akan tetapi hal diatas tidak berlaku bagi
pemerintahan diktatur, kecuali menggunakan cara kekerasan.
7.
Demokrasi mampu menjamin tegaknya keadilan.
Dalam masyarakat demokrasi umumnya
pelanggaran terhadap keadilan tidak akan terlalu sering terjadi, oleh karena
itu golongan-golongan terbesar diwakili dalam lembaga perwakilan, tetapi tidak
dapat dihindarkan bahwa beberapa golongan akan merasa diperlakukan tidak adil.
3. Sistem Demokrasi yang ada di Indonesia
Di Indonesia, demokrasi
sebagai sistem pemerintahan telah mulai diterapkan sejak awal kemerdekaan
dengan diterapkannya sistem demokrasi liberal, dipilihnya demokrasi sebagai
sistem pemerintahan berakar dari keraguan dan penolakan atas ekonomi
kapitalisme liberal yang melandasi kehidupan dunia yang berkembang secara
berhasil di negara-negara barat.
Kegagalan demokrasi liberal di awal kemerdekaan kemudian coba diganti dengan
membangun sistem kenegaraan yang otoritarian oleh rezim Soekarno dan
dilanjutkan oleh rezim Soeharto selama kurun waktu hampir 50 tahun. Sejak kran
demokrasi dibuka tahun 1998, sistem demokrasi kembali coba dihidupkan lagi
sebagai sistem pemerintahan di Indonesia.
Demokrasi yang dikehendaki sebagai pilihan sistem pemerintahan Indonesia adalah
demokrasi yang selaras dengan nilai-nilai pancasila dan karakter bangsa
Indonesia yang kemudian dirumuskan menjadi demokrasi pancasila. Tapi pada
perjalanannya, sistem demokrasi pancasila yang sangat diharapkan itu tidak
dijalankan dengan sungguh-sungguh. Akibatnya banyak sekali arus penolakan
terhadap sistem demokrasi tersebut. Demokrasi yang diharapkan dapat mewujudkan
kesejahteraan rakyat justru menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat. Maka kemudian
sejarah mencatat gelombang penolakan dari kaum Islam radikal yang membawa ide
membangun negara dengan basis agama atau kaum nasionalisme radikal yang
mengusung pemikiran tentang demokrasi ala Indonesia yang berakar pada tradisi,
semuanya itu adalah buntut kekecewaan terhadap sistem demokrasi yang mengalami distorsi
(penyimpangan).
Demokrasi yang ideal seharusnya memenuhi dua aspek utama yang menjadi indikator
berjalannya demokrasi. Aspek yang pertama yaitu demokrasi prosedural, dalam
artian demokrasi harus memenuhi prosedur-prosedur standar untuk bisa disebut
demokrasi, misalnya adanya partai politik, adanya pemilihan umum, dan lain
sebagainya. Aspek yang kedua yaitu demokrasi substansial, aspek ini lebih
tinggi tingkatannya daripada demokrasi prosedural. Dalam demokrasi substansial,
demokrasi bukan hanya selesai dengan terpenuhinya prosedur-prosedur untuk
disebut sebagai sistem demokrasi tapi juga harus menyentuh substansi dari
prosedur demokrasi itu sendiri, misalnya : adanya parpol yang memenuhi standar,
adanya pemilu yang berkualitas dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri demokrasi berjalan baru sebatas demokrasi prosedural,
belum masuk ke tahap demokrasi substansial. Secara prosedur, Indonesia memang
sudah bisa disebut sebagai negara demokrasi karena prosedur-prosedur standar
demokrasi sudah terpenuhi, misalnya : adanya kebebasan untuk mendirikan parpol
dan itu sudah diatur dalam undang-undang, adanya pemilu, bahkan sejak
kemerdekaan sudah 10 kali pemilu diadakan di Indonesia, tiga diantaranya di era
reformasi.adanya lembaga penyelenggara pemilu (KPU) dan adanya
perangkat-perangkat demokrasi yang lain sehingga secara procedural Indonesia
sudah bisa disebut sebagai negara demokrasi.
Tapi sayang, demokrasi yang berjalan di Indonesia baru sebatas tataran
prosedural, belum sampai pada tataran substansi. Dalam prakteknya, masih banyak
substansi-substansi demokrasi yang belum terpenuhi dalam sistem demokrasi
Indonesia. Masih banyak catatan-catatan buruk yang perlu dicarikan solusinya
kedepan. Diantaranya :
- Parpol, memang sekarang kebebasan untuk mendirikan parpol sudah dibuka lebar, namun kebebasan ini justru disalahgunakan, dengan adanya kebebasan ini justru menyebabkan bermunculannya parpol-parpol instan yang terbentuk menjelang pemilu. Parpol instan ini umumnya bukan berorientasi untuk mewakili kepentingan rakyat tapi lebih berorientasi untuk mendapatkan dana pembinaan parpol yang tidak sedikit.
- Pemilu, dari 10 kali pemilu diadakan praktis belum ada pemilu yang benar-benar demokratis. Di setiap pemilu selalu saja dipenuhi masalah dan anehnya permasalahannya selalu berulang, mulai dari masalah kecurangan yang dilakukan parpol, money politic, DPT yang bermasalah dan masalah-masalah lainnya.
- KPU, sejauh ini belum ada KPU yang benar-benar idealis dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pemilu. KPU terkesan sarat dengan tarik-menarik kepentingan politik, lebih jauh KPU terkesan sebagai perpanjangan tangan parpol yang sedang berkuasa sehingga dalam bekerja pun jauh dari netralitas.
Beberapa permasalahn diatas hanyalah
sebagian dari banyak permasalahan lainnya yang timbul dalam demokrasi
Indonesia. Jelas sistem yang bermasalah ini perlu segera diperbaiki bahkan
perlu digugat. Kita harus segera belajar dan menemukan konsep demokrasi yang
benar-benar ideal untuk Indonesia agar tidak ada lagi penolakan-penolakan
terhadap demokrasi dan demokrasi dapat berjalan sesuai dengan tujuannya.
4. Sisi Buruk Pemerintahan Demokrasi
Walaupun
Sistem pemerintahan demokrasi dianut banyak negara karena banyak hal positifnya
namun itu tidak menutup kemungkinan banyak negara yang menyelewengkan sistem
pemerintahan demokrasi seperti yang terjadi di indonesia pada bab diatas, maka
dari itu kita harus lebih memahami Demokrasi agar tidak menyebabkan
kesalahpahaman mengenai sistem pemerintahan Demokrasi. Hampir semua negara di
dunia juga mengaku sebagai negara demokrasi, di balik kepopuleran ini,
demokrasi juga memiliki kelemahan-kelemahan. Menurut S.N. Dubey ada beberapa
sisi buruk sistem pemerintahan demokrasi:
1. prinsip
persamaan hak yang tak waras
Demokrasi berbasis terhadap anggapan bahwa manusia semua sama atau sederajat, karena mereka akrab dan memiliki hal serupa didalam mental, spiritual dan kwalitas moral. Akan tetapi para pengkritik demokrasi membantah bahwa anggapan tersebut mustahil. Manusia tampak sangat luas berbeda didalam figure jasmani, stamina moral, dan kapasitas untuk belajar dengan berlatih dan pengalaman. Demokrasi adalah sebuah ide yang tidak mungkin dan juga tidak logis, Untuk memberikan hak setiap individu dalam memilih merupakan hal yang merusak perhatian masyarakat.
Demokrasi berbasis terhadap anggapan bahwa manusia semua sama atau sederajat, karena mereka akrab dan memiliki hal serupa didalam mental, spiritual dan kwalitas moral. Akan tetapi para pengkritik demokrasi membantah bahwa anggapan tersebut mustahil. Manusia tampak sangat luas berbeda didalam figure jasmani, stamina moral, dan kapasitas untuk belajar dengan berlatih dan pengalaman. Demokrasi adalah sebuah ide yang tidak mungkin dan juga tidak logis, Untuk memberikan hak setiap individu dalam memilih merupakan hal yang merusak perhatian masyarakat.
2.
pemujaan atas ketidak mampuan
Kritikan ini menggambarkan pemujaan atas ketidak mampuan. Pemerintahan oleh mayoritas merupakan peraturan yang dipegang oleh manusia biasa, dimana secara umum tidak intelligent, memiliki opini yang tak terkontrol dan bertindak secara emosi tampa alasan, pengetahuan yang terbatas, kurangnya waktu luang yang diperlukan untuk perolehan dalam memahami informasi, dan curiga atas kecakapan yang dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, demokrasi adalah lemah didalam kwalitas. Tiada nilai politik yang tinggi tampa anggota yang unggul didalamnya.
3. mobokrasi
Didalam demokrasi yang memerintah adalah publik; sedangkan publik atau kelompok seringkali beraksi dengan cara menyolok yang sangat berbeda, dari cara normal individu yang menyusun kelompok. Setiap kelompok kehilangan perasaan untuk bertanggung jawab, personalitas individu dan kesadaran mereka merupakan pilihan. Aksinya bersifat menurutkan kata hati dan menghasilkan dengan mudah, pengaruh atas saran dan pengaruh buruk perasaan dari kelompok lainnya. Oleh karena itu, Jenis kelompok apapun beraksi dibawah stimuli sementara; mereka bergerak dengan menyetir masyarakat primitip. publik seringkali berkelakuan zalim, bahkan merupakan orang yang sangat lalim. Hal yang tidak indah dimana pemimpin politik memamfaatkan psikologis rakyat banyak dan membangunkan nafsu masyarakat dalam aba- aba untuk memenangkan dukungan mereka.
4. oligarchy yang terburuk
Beberapa kritikan menegaskan bahwa demokrasi adalah pelatihan memimpin untuk menuju oligarchy yang terburuk. Telleyrand mengambarkan demokrasi adalah sebuah aristokrasi orang yang jahat. Hal lazim pada setiap manusia adalah cemburu atas keunggulan orang lain. Oleh karena itu, mereka jarang memilih orang yang mampu untuk memimpin mereka. Mereka sering memilih orang yang rendah kwalitasnya, dimana sering tidak mengindahkan dan secara luar biasa cakap dalam mengatur diri mereka sendiri dengan sentiment yang tinggi. Orang yang jujur dan mampu jarang terpilih didalam demokrasi. Kekuatan demokrasi berada ditangan perusak dan koruptor. Carlyle mengapkirkan bahwa demokrasi pemerintahan tukang bual atau tukang obat.
5. pemerintahan para kapitalist
Marxist mengkritik demokrasi yang menggolongkan demokrasi kaum borjuis. Mereka memperdebatkan doktrin kedaulatan yang menjadi dasar didalam demokrasi adalah sebuah dongeng. Padahal demokrasi dalam hak suara orang dewasa melahirkan dendam, dan berada dibawah analisa pemerintahan kapitalist, yang mana bisa dikatakan dari kapitalist untuk kapitalist. Uang adalah pemimpin dan peraturan didalam pemerintahan demokrasi, seperti bentuk pemerintahan yang lain. Bisnis dan finansial adalah tokoh terkemuka yang mengeluarkan dana milyaran dalam pemilihan, dan ini semua untuk menarik pengikut agar bersatu dan memilihnya sebagai wakil mereka. Mereka membiayai partai- partai politik dan membeli para politikus. Maka dari inilah Negara diperintah oleh kelompok yang menarik perhatian.
6. pemerintahan oleh sekelompok kecil
Disini menegaskan demokrasi atas nama tidak tersokong. Setiap Negara yang memiliki populasi terbesar tidak pernah melatih vote mereka. Lagipula, dalam demokrasi dikebanyakan Negara yang melewati angka pemilihan keluar sebagai juara. Dibawah sistem ini sering terjadi atas minoritas partai mendapatkan vote meraih kembali kekuatan. Sedangkan partai yang tidak meraih suara yang memadai, maka akan menjadi sebagai partai oposisi atau sayap kiri. Jadi demokrasi adalah pemerintahan yang berhenti untuk menjadi pemerintahan mayoritas.
7. sistem partai yang korupt dan melemahkan bangsa.
Demokrasi berbasis atas sistem partai. Partai- partai dipandang sangat diperlukan untuk kesuksesan demokrasi. Akan tetapi sistem partai telah merusak demokrasi dimana- mana. Partai- partai meletakkan perhatian utama mereka sendiri daripada bangsa mereka. Semua perlengkapan institusional dan ideological orang – orang yang berhak memilih dalam pemilihan adalah korup. Mereka menganjurkan ketidak tulusan, mengacaukan persatuan bangsa, menyebarkan dusta, dan merendahkan standar moral rakyat. Mesin partai dengan baik bekerja atas setiap individu warganegara, siapa saja yang berkeinginan menggunakan sedikit pendapat atau tiada kebebasan. Faktanya sistem fasilitas daripada partai menghalangi operasi peraturan lalim. Sistem partai menciptakan kelompok politik professional, yang mana kebanyakan dari mereka tidak mampu bekerja secara serius dan membangun.
Mereka tumbuh berkembang diatas kesilapan masyarakat, yang berhasil mereka tipu dan dimamfaatkan. Mereka selalu menciptakan kepalsuan pokok persoalan, untuk menjaga bisnis yang berjalan. Para politikus tidak hanya memonopoli kekuatan, akan tetapi menguasai juga wibawa sosial. Hasilnya, rakyat sibuk dalam profesi yang beragam dan lapangan kerja yang timbul berjenis dalam kondisi yang rumit dan terlelap didalam pekerjaan mereka masing- masing.
8. menghalangi perkembangan sosial
Menurut Faguet demokrasi adalah sebuah benda yang aneh sekali bentuknya dalam biologis; ia tidak sebaris dengan proses perkembangan. Hukum perkembangan adalah mendakinya kita dalam derajat perkembangan sentralisasi yang baik; perbedaan bagian tubuh memberikan kelainan pada fungsi. Otak mengontrol semua bagian organisme. Demokrasi adalah anti perkembangan. Ia tidak memiliki sistem sentral yang ditakuti. Tidak ada satu badan bagian politik, yang bisa berpikir dan merancang semua organismenya; ia mengira bahwa otak bisa dialokasikan dimana- mana dalam organisme.
9. menghalangi perkembangan intelektual
Kritikan terhadap demokrasi adalah menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan, kesenian dan kesusastraan. Rakyat jelata menjadi bodoh dan kolot dalam segi pandang, dimana bermusuhan terhadap aktifitas serius intelektual. Seniman dan penulis memulai untuk memenuhi vulgar dan memilki selera rendah bahkan menjadi parhatian bagi rakyat jelata. Hasil dari seni dan sastra sama dengan merendahkan derajat. Didalam perkataan Burn; peradaban yang dihasilkan demokrasi bisa dikatakan biasa, cukupan dan tumpul.
10. demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang mahal
Propaganda partai dan sering mengunjungi pemilihan membutuhkan pengeluaran yang besar. sebagai contoh di India, milyaran rupees tersalurkan untuk setiap lima tahun pemilihan. Jumlah uang yang sangat besar ini dikeluarkan sebagai gaji dan upah para legislator. Dana yang seharusnya dipakai untuk tujuan produktif, dihabiskan dengan sia- sia atas dasar berkampanye dan jumlah ilmu perawatan.
Lord Bryce adalah pakar yang mempelajari secara luas, dan membuat catatan demokrasi dari berbagai Negara, menyatakan beberapa keburukan didalam demokrasi modern sebagai berikut:
Kritikan ini menggambarkan pemujaan atas ketidak mampuan. Pemerintahan oleh mayoritas merupakan peraturan yang dipegang oleh manusia biasa, dimana secara umum tidak intelligent, memiliki opini yang tak terkontrol dan bertindak secara emosi tampa alasan, pengetahuan yang terbatas, kurangnya waktu luang yang diperlukan untuk perolehan dalam memahami informasi, dan curiga atas kecakapan yang dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, demokrasi adalah lemah didalam kwalitas. Tiada nilai politik yang tinggi tampa anggota yang unggul didalamnya.
3. mobokrasi
Didalam demokrasi yang memerintah adalah publik; sedangkan publik atau kelompok seringkali beraksi dengan cara menyolok yang sangat berbeda, dari cara normal individu yang menyusun kelompok. Setiap kelompok kehilangan perasaan untuk bertanggung jawab, personalitas individu dan kesadaran mereka merupakan pilihan. Aksinya bersifat menurutkan kata hati dan menghasilkan dengan mudah, pengaruh atas saran dan pengaruh buruk perasaan dari kelompok lainnya. Oleh karena itu, Jenis kelompok apapun beraksi dibawah stimuli sementara; mereka bergerak dengan menyetir masyarakat primitip. publik seringkali berkelakuan zalim, bahkan merupakan orang yang sangat lalim. Hal yang tidak indah dimana pemimpin politik memamfaatkan psikologis rakyat banyak dan membangunkan nafsu masyarakat dalam aba- aba untuk memenangkan dukungan mereka.
4. oligarchy yang terburuk
Beberapa kritikan menegaskan bahwa demokrasi adalah pelatihan memimpin untuk menuju oligarchy yang terburuk. Telleyrand mengambarkan demokrasi adalah sebuah aristokrasi orang yang jahat. Hal lazim pada setiap manusia adalah cemburu atas keunggulan orang lain. Oleh karena itu, mereka jarang memilih orang yang mampu untuk memimpin mereka. Mereka sering memilih orang yang rendah kwalitasnya, dimana sering tidak mengindahkan dan secara luar biasa cakap dalam mengatur diri mereka sendiri dengan sentiment yang tinggi. Orang yang jujur dan mampu jarang terpilih didalam demokrasi. Kekuatan demokrasi berada ditangan perusak dan koruptor. Carlyle mengapkirkan bahwa demokrasi pemerintahan tukang bual atau tukang obat.
5. pemerintahan para kapitalist
Marxist mengkritik demokrasi yang menggolongkan demokrasi kaum borjuis. Mereka memperdebatkan doktrin kedaulatan yang menjadi dasar didalam demokrasi adalah sebuah dongeng. Padahal demokrasi dalam hak suara orang dewasa melahirkan dendam, dan berada dibawah analisa pemerintahan kapitalist, yang mana bisa dikatakan dari kapitalist untuk kapitalist. Uang adalah pemimpin dan peraturan didalam pemerintahan demokrasi, seperti bentuk pemerintahan yang lain. Bisnis dan finansial adalah tokoh terkemuka yang mengeluarkan dana milyaran dalam pemilihan, dan ini semua untuk menarik pengikut agar bersatu dan memilihnya sebagai wakil mereka. Mereka membiayai partai- partai politik dan membeli para politikus. Maka dari inilah Negara diperintah oleh kelompok yang menarik perhatian.
6. pemerintahan oleh sekelompok kecil
Disini menegaskan demokrasi atas nama tidak tersokong. Setiap Negara yang memiliki populasi terbesar tidak pernah melatih vote mereka. Lagipula, dalam demokrasi dikebanyakan Negara yang melewati angka pemilihan keluar sebagai juara. Dibawah sistem ini sering terjadi atas minoritas partai mendapatkan vote meraih kembali kekuatan. Sedangkan partai yang tidak meraih suara yang memadai, maka akan menjadi sebagai partai oposisi atau sayap kiri. Jadi demokrasi adalah pemerintahan yang berhenti untuk menjadi pemerintahan mayoritas.
7. sistem partai yang korupt dan melemahkan bangsa.
Demokrasi berbasis atas sistem partai. Partai- partai dipandang sangat diperlukan untuk kesuksesan demokrasi. Akan tetapi sistem partai telah merusak demokrasi dimana- mana. Partai- partai meletakkan perhatian utama mereka sendiri daripada bangsa mereka. Semua perlengkapan institusional dan ideological orang – orang yang berhak memilih dalam pemilihan adalah korup. Mereka menganjurkan ketidak tulusan, mengacaukan persatuan bangsa, menyebarkan dusta, dan merendahkan standar moral rakyat. Mesin partai dengan baik bekerja atas setiap individu warganegara, siapa saja yang berkeinginan menggunakan sedikit pendapat atau tiada kebebasan. Faktanya sistem fasilitas daripada partai menghalangi operasi peraturan lalim. Sistem partai menciptakan kelompok politik professional, yang mana kebanyakan dari mereka tidak mampu bekerja secara serius dan membangun.
Mereka tumbuh berkembang diatas kesilapan masyarakat, yang berhasil mereka tipu dan dimamfaatkan. Mereka selalu menciptakan kepalsuan pokok persoalan, untuk menjaga bisnis yang berjalan. Para politikus tidak hanya memonopoli kekuatan, akan tetapi menguasai juga wibawa sosial. Hasilnya, rakyat sibuk dalam profesi yang beragam dan lapangan kerja yang timbul berjenis dalam kondisi yang rumit dan terlelap didalam pekerjaan mereka masing- masing.
8. menghalangi perkembangan sosial
Menurut Faguet demokrasi adalah sebuah benda yang aneh sekali bentuknya dalam biologis; ia tidak sebaris dengan proses perkembangan. Hukum perkembangan adalah mendakinya kita dalam derajat perkembangan sentralisasi yang baik; perbedaan bagian tubuh memberikan kelainan pada fungsi. Otak mengontrol semua bagian organisme. Demokrasi adalah anti perkembangan. Ia tidak memiliki sistem sentral yang ditakuti. Tidak ada satu badan bagian politik, yang bisa berpikir dan merancang semua organismenya; ia mengira bahwa otak bisa dialokasikan dimana- mana dalam organisme.
9. menghalangi perkembangan intelektual
Kritikan terhadap demokrasi adalah menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan, kesenian dan kesusastraan. Rakyat jelata menjadi bodoh dan kolot dalam segi pandang, dimana bermusuhan terhadap aktifitas serius intelektual. Seniman dan penulis memulai untuk memenuhi vulgar dan memilki selera rendah bahkan menjadi parhatian bagi rakyat jelata. Hasil dari seni dan sastra sama dengan merendahkan derajat. Didalam perkataan Burn; peradaban yang dihasilkan demokrasi bisa dikatakan biasa, cukupan dan tumpul.
10. demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang mahal
Propaganda partai dan sering mengunjungi pemilihan membutuhkan pengeluaran yang besar. sebagai contoh di India, milyaran rupees tersalurkan untuk setiap lima tahun pemilihan. Jumlah uang yang sangat besar ini dikeluarkan sebagai gaji dan upah para legislator. Dana yang seharusnya dipakai untuk tujuan produktif, dihabiskan dengan sia- sia atas dasar berkampanye dan jumlah ilmu perawatan.
Lord Bryce adalah pakar yang mempelajari secara luas, dan membuat catatan demokrasi dari berbagai Negara, menyatakan beberapa keburukan didalam demokrasi modern sebagai berikut:
- uang adalah kekuatan yang menyesatkan administrasi dan perundang- undangan.
- kecenderungan untuk membuat demokrasi sebagai profesi yang menguntungkan.
- keroyalan didalam administrasi.
- penyalahgunaan doktrin persamaan hak dan gagal untuk menghargai nilai keahlian administrasi.
- kekuatan organisasi partai yang tidak pantas.
- kecenderungan para legislator dan pejabat untuk bermain atas vote, didalam melewati hukum dan tahan terhadap pelanggaran perintah.
5.
Saran Untuk Negara – Negara Demokrasi
Negara - negara yang berasaskan demokrasi termasuk Indonesia, mestinya
seluruh bentuk-bentuk pemilihan harus
berdasarkan pada masyarakat sepenuhnya dalam artian bahwa rakyat yang berkuasa
dan tidak ada bentuk penipuan seperti manipulasi data (suara).
Masyarakat memiliki hak penuh untuk
menentukan orang yang akan memimpingnya, pada pesta demokrasi banyak
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan salahsatunya adalah politik uang
yang mana suara dibeli dengan uang untuk mendapatkan kursi kekuasaan, hal yang
seperti inilah yang banyak mencorek nasma baik pesta demokrasi karna adanya
oknum-oknum tertentu yang mengandalkan uang atau ekonomi terutama pada
masyarakat yang kurang mengerti dengan sistem demokrasi.
Sumber:
Anthony Giddens, Beyond
left and right: the Future of Radical Politics, Cambridge: Politiy Press,
1994.
David held.2004.Demokrasi
dan Tatanan global Dari Negara Modern hingga Pemerintahan Kosmopolitan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Georg Sorensen.2003.Demokrasi
dan Demokratisasi (Prospek dan Prospek
dalam Sebuah Dunia Yang Sedang berubah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
https://id-id.facebook.com/notes/arie-alfatih-itsuki/menggugat-demokrasi-indonesia/10151324858500661
thks jawabannya
BalasHapussama sama
Hapusthank you shop?
BalasHapussama sama bro
HapusBisa lihat halaman berapa yang alasan negara menganut demokrasi? terimakasih sebelumnya
BalasHapusjawabannya mulai dari bab 2 bro
Hapus